“Gimana…
apa aku ketrima ??” aku masih sangat ingat, pertanyaan itu tidak juga di jawab
oleh setiap orang yang aku tanyai. Mereka diam dan hanya bilang, “Nanti pasti
di kabari kok…” entahlah… aku merasa takut dan ragu. Takut, jika aku tidak di
terima. Dan ragu akan kemampuan ku. Aku bahkan tidak bisa berpikir, bagaimana
jika aku benar-benar tidak mendapatkan kesempatan itu. aku bicara dan melakukan
semacam negoisasi dengan diri ku sendiri dan Tuhan. Jika seandainya, Tuhan
memberikan kesempatan itu, itu tandanya Tuhan mengijinkan ku untuk melakukannya
lebih dalam lagi. Dan sejak itu aku akan
berusaha sekeras mungkin dengan sejuta resiko yang datang. Tetapi jika nama ku
tidak tercantum di sana, maka sepertinya Tuhan hanya ingin membatasi kesempatan
dan impian ku di bidang ini…
Dan
lalu aku tersenyum, setelah aku kembali mengingat hari itu. bahwa pada
kenyataan nya, impian kecil itu terwujud !! tentu saja itu menjadi hal yang
cukup mustahil. Mereka menerimaku bergabung menjadi seorang anggota. Tampaknya
siang itu, aku melakukan nya dengan baik… meski aku memulainya dengan perasaan
tidak karuan. Lalu aku mulai menggerakkan tubuh dengan pikiran kosong. Mulai menari
di hadapan kerumunan orang-orang yang menjadi inspirasi ku. Aku tidak berpikir
apapun tentang hasilnya. Aku hanya terus berusaha melakukan yang paling baik
saat itu.
“Koreo
itu…. kamu yang buat sendiri atau.... ??” tanya seorang yang paling senior di
sana. Aku diam. Lalu mengangguk. “Ya. aku sendiri yang buat..” mereka tampak
tersenyum. Dan sampai detik ini, aku masih tidak mengerti dengan senyuman itu.
“Ohh ok…! pengumumannya akan di beritahukan besok ya, ketika open class Sammy
Blank…” kata seorang yang lain.
Hip
Hop Dance ! aku mulai mengenal tentang tarian semacam ini, sejak 3 tahun yang
lalu. Sejak aku masuk di perguruan tinggi, di sebuah kota kecil yang menyibukkan.
Hanya berawal dari seorang teman yang tidak sengaja menunjukkan sebuah gerakan
tarian yang aku masih ingat banget, waktu itu ia menunjukkan basic “Wave” yaitu
sebuah gerakan tangan yang beralur membentuk gelombang. Miripan gerakan ular
yang meliuk-liuk. Dari situlah aku mulai merasakan ketertarikan untuk
mempelajarinya. Hingga akhirnya, ia mengajakku bergabung di sebuah komunitas
dance atau kelompok bakat minat (DC) di Fakultas kami.
“Hey…
jadi, siapa aja si yang ketrima ?? kamu pasti ketrima kan ??” Tanya ku pada
Joy, anak yang pertama kali mengenalkan ku pada tarian hip hop ini. Ada sebuah
komunitas dance hip hop yang cukup terkenal di kota kami. Di mata kami, mereka
itu motivasi dan inspirasi ! mereka banyak memberikan ilmu dan juga saran.
Karna kemampuan dan pengalaman mereka, jauh lebih dari kami yang masih newbie
ini. Beberapa dari anggotanya, adalah pelatih kami selama ini. Akhir-akhir ini
mereka tengah mengadakan requitment untuk penambahan anggota baru. Membuka
peluang untuk para dancer lain agar bisa bergabung dalam naungan (SM).
“Tenang
aja…kamu ketrima kok.. hehe” katanya
melalui via chat facebook.
“Ahh…
jangan bercanda kaaahh….. L
serius dong ! aku kan kemarin nggak bisa datang liat pengumuman. Dan sampai
sekarang, aku belom tahu infonya. -_-. Mungkin aku emang nggak ketrima ya ?”
kata ku dengan perasaan gelisah.
“Aku
tuh ngasih tahu keles… ! kamu emang ketrima kok. Selamat ya… J” heh… apa ? aku masih belom
percaya sama sekali dengan apa yang dia katakan.
“Serius
?? kok dari kemarin nggak ada info si. Tiap aku nanya ke anak-anak, jawabannya
beda-beda. Kata nya nggak ada yang ketrima dari komunitas kita..” Tanya ku
untuk memperjelas hal itu.
“Ahh
sapa bilang… -_- itu anak-anak pada bohongin kamu ! kalian semua ketrima kok.
Kalian keren… ! hehe”
“Ehh
??? kalian ??” apa maksudnya kalian ? bukan kah dia juga bagian dari komunitas
kita yang ikut requitment anggota baru kemarin ?!
“Iy
kalian…! J
kalian berlima..” aku speechless. Berusaha menangkap maksud anak itu.
Mungkinkah diaaa…. Ahh itu tidak mungkin. Dari DC, ada enam anak yang ikut
daftar requitment itu. Sementara dia bilang 5 ?
“Kamu
juga ketrima kan ?” tanya ku ragu namun demi untuk memastikan.
“Kalian
semua ketrima kecuali aku. Sedih.. hiks.Hehe..” jawabnya. Ha ? aku sedikit
shock. Kok bisa ? padahal cowok ini, jauh lebih lama belajar dance ketimbang
kami. Dia sering memberikan saran-sarannya. Dan dia juga dekat dengan semua anggota
(SM). Jadi aku sempat berpikir, siapapun yang dekat dengan para anggotanya, bisa
dengan mudah ketrima. Tapi ini ? tampaknya pemikiran ku salah. Karna alasan itu
lah, yang menjadikan ku ragu dan merasa imposibble untuk bisa lolos. Mengingat
sosok kepribadian ku yang kerap bikin
orang salah paham ini, aku jadi meragukan kemampuan dance ku selama 2 tahun
terakhir ini. Tetapi walau bagaiman pun, aku lega bisa menyampaikan itu, ketika
wawancara perekrutan anggota baru saat itu. Mereka percaya dan mencoba mengerti
seperti apa aku. Itulah awal kami menjadi keluarga.
“Emang
bener ya ? si Joy nggak ketrima ?” aku mencoba bertanya dan memastikan kembali
dengan temanku yang lain ketika pergi makan bersama di sebuah restaurant.
“Iyo.. !” dia mengangguk. “astaga kok bisa ?”, “Kasian ee.. dari kita berenam, cumin dia yang nggak ketrima. Yaa… mungkin aja, dia nggak lolos di sesi wawancara nya kali. Atau kalo nggak, ya pas bagian tunjukkin koreo…” jelas Jessi. Aku ngangguk dan mulai merasa sepemikiran dengannya. “Aku aja nggak sangka ee dengan aku sendiri. Padahal kemarin hampir nggak jadi ikut to... eh tau-tau ketrima. Tuhan e… seneng >< !” kata cewek asli borneo itu.
“Iyo.. !” dia mengangguk. “astaga kok bisa ?”, “Kasian ee.. dari kita berenam, cumin dia yang nggak ketrima. Yaa… mungkin aja, dia nggak lolos di sesi wawancara nya kali. Atau kalo nggak, ya pas bagian tunjukkin koreo…” jelas Jessi. Aku ngangguk dan mulai merasa sepemikiran dengannya. “Aku aja nggak sangka ee dengan aku sendiri. Padahal kemarin hampir nggak jadi ikut to... eh tau-tau ketrima. Tuhan e… seneng >< !” kata cewek asli borneo itu.
“Aku
juga nggak nyangka si. Padahal kemarin aku geraknya ala kadarnya. Pikiran ku
aja dah blank gitu lho. Sempet mis dikit. Dan aku takutnya aku nggak ketrima
karna aku kan nggak deket sama mereka-mereka..” curhat ku.
“Hey…
kayak nya mereka nggak perkarain masalah itu deh. Bukan karna deket atau nggak
nya yang mereka cari. Tapi kemampuan dan kepribadian kita ini.” Iya sih.. bener
juga. Tapi entah kenapa, aku masih aja heran dengan fakta ini. Ya mungkin aja,
ini karna aku pernah bermimpi menginginkan bisa menari bersama mereka. Itu
impian ku sejak aku mengenal dance. Tiap lihat mereka latihan, rasanya pasti
akan sangat bangga bisa bergabung dan menari bersama mereka. Dan kali ini, sekali
lagi impian kecil itu bisa terwujud. Tentu aja, aku bener-bener nggak nyangka
lah.
“Kamu
ingat nggak, dulu sebelum pergi… mas Teon pernah bilang tentang kekurangan dan kelebihan kita selama ini kan ?! juga
style-style yang mulai muncul di diri kita. Kayak misalnya aku, Ladies Style. Kamu,
Ladies Swagg, Ilo.. Groove, Rey.. Ladies jg. Bil, L.A.. sedangkan Joy, entah
locking atau poppin. Mas Teon sendiri
bilang, selama ini dia nggak bisa ngajarin poppin kan ? mungkin itu yang bikin
kita, bisa setahap naik dari Joy.” Aku mulai ingat dengan perkataan pelatih
kita yang sekarang pergi ke luar kota untuk bekerja. Mas Teon ! dia adalah
sanksi perkembangan kami. Dari mulai kita yang belum bisa apa-apa dan masih
kaku banget, sampai olah tubuh kita yang……setidaknya enak di lihat. Dia selalu
kasih kritik dan saran tentang perkembangan tarian kita selama ini. Kritik yang
aku ingat sampai sekarang, aku lemah di power. L powerku kurang, sehingga tarian ku terlihat
tidak tegas. Tetapi olah tubuh ku udah kelihatan enak. Aku berusaha memperbaiki
diri lebih dan lebih untuk semua kekurangan ku.
“Kamu
itu… enak, dah dapet, detail.. dah dapet. Tinggal power…! Kalo kamu bisa dapet
semua nya, kamu bisa lebih jago dari Nirs, Vivi, sama Tely.” Itu yang pernah
mas Teon bilang. Aku hanya tersenyum. Dengan harapan bisa seperti itu suatu
saat nanti.
Awalnya
aku tidak pernah berpikir untuk bisa sampai ke tempat ini. Ke tempat yang
setahap demi setahap memberi ku terus kesempatan dan pengalaman si dalamnya. Tanpa
aku sadari, aku berjalan terus tanpa pernah berniat berhenti. Aku pun mulai
merasakan bahwa kepribadian ku mulai berubah. Dari SD sampai SMA, aku hanya
bisa menarikan tarian jawa yang memaksa ku untuk belajar lebih anggun. Tetapi
sekarang, dalam tarian modern ini, aku merasa… bisa belajar memerankan banyak
kepribadian di dalamnya. ^^
“Nahh..
gitu dong kalo nari, Ryn…! Yang on-beat. Kan keren lihatnya.” Puji Son, adek
angkatan ku yang adalah anggota SM lama. “kenapa si emangnya ? perasaan aku
nari nya biasa aja kok Son.”
“Beda
Ryn ! kamu nggak pernah nari yang kayak gitu selama ini. Pokoknya aku kasih
saran.. kamu kalo nari, harus kayak gitu !” hiks… aku bingung, dia itu ngomong
ape. L on
beat ?? masak sih ?
“Itu lho si Ryn, kemarin koreo nya, dari cara
berdirinya aja dah kelihatan banget. Itu tinggal di asah dikit, dah jadi. Gitu
kata koh Rehan, Ryn.” Hm… nggak ngerti maksudnya. Cuman rasanya cukup banyak
juga yang komen pujian tentang hasil tes koreo ku kemarin. Padahal aku nggak
ngerasa tampil dengan baik saat itu. Aku bahkan tidak mampu membayangkan
seperti apa ketika aku menari di depan para dancer senior.
“Kemarin
aja, pas di depan mas Teon… kamu nari pake koreo sama, tapi dengan pembawaan
yang jauh berbeda. Kan jelas banget itu ! kenapa kamu nggak kayak kemarin aja,
waktu itu ?” langsung speechless. Iya juga si… aku inget, koreo yang mampu
mengantarkan ku untuk bisa lolos adalah koreo tugas dari mas Teon. Suatu hari
ketika latihan DC, mas Teon kasih tugas untuk belajar membuat koreo sendiri.
Dan dia juga udah menentukan lagu yang sesuai dengan style kami masing-masing.
Aku dapat lagu “Rihanna – Skin”. Pertama kali denger…. Wee mau tak bikin kayak
gimana ini koreo ?? setelah melakukan beberapa revisi, akhirnya koreo itu fix
dah siap aku publikasikan. -_-
Hhhh….
Seharusnya aku emang menunjukkan koreo itu, dengan pembawaan yg sebenernya di
depan mas Teon ! aku mulai menyesal sejak ia pergi. Entah kapan lagi dia bakal
balik. Bahkan aku masih agak kesel, dia pergi tanpa pamit ke anak-anak
didiknya. Setelah mengadakan open class nya yang terakhir di kota ini, yang kebetulannya
aku nggak bisa ikut… dia pergi meninggalkan keluarga besar nya di sini. Yaa…
kita semua tahu, kita punya tujuan lain di luar menari. Aku pun sama. Aku
datang ke kota ini, dengan tujuan menempuh pendidikanku. Menari, mungkin adalah
tempat untuk mengisi waktu luang. Dan
hanya sekedar hobby. Hobby yang masih tergolong baru. Hobby yang berkelanjutan.
Yang bagiku, akan membutuhkan waktu cukup lama untuk serius mendalaminya. Dan
karena waktu… yaitu sesuatu yang akan membatasi untuk semua kesempatan itu.
Rasa nya bakal tanggung banget, jika skill yang kami dapatkan, sudah ataupun
masih berada di tingkat tengah. Aku masih ingin belajar dan belajar menari
dengan baik. Aku merasa sangat bahagia ketika aku melakukannya. Sampai sekarang
pun, aku masih belum mau menyerah. Tetapi di sisi lain, aku juga nggak ingin ini menjadi hambatan dalam kuliahku nanti. Aku masih memikirkan bagaimana cara
ku membatasi diri dan memikirkan masa depanku. Masih dengan harapan, bahwa
suatu hari, kemampuan tari ku ini… bisa menghasilkan uang dan membuahkan
kesuksesan. :)