we are a dancer

we are a dancer
dancer

Jumat, 16 Mei 2014

IT'S MY HOBBY

“Gimana… apa aku ketrima ??” aku masih sangat ingat, pertanyaan itu tidak juga di jawab oleh setiap orang yang aku tanyai. Mereka diam dan hanya bilang, “Nanti pasti di kabari kok…” entahlah… aku merasa takut dan ragu. Takut, jika aku tidak di terima. Dan ragu akan kemampuan ku. Aku bahkan tidak bisa berpikir, bagaimana jika aku benar-benar tidak mendapatkan kesempatan itu. aku bicara dan melakukan semacam negoisasi dengan diri ku sendiri dan Tuhan. Jika seandainya, Tuhan memberikan kesempatan itu, itu tandanya Tuhan mengijinkan ku untuk melakukannya lebih dalam lagi.  Dan sejak itu aku akan berusaha sekeras mungkin dengan sejuta resiko yang datang. Tetapi jika nama ku tidak tercantum di sana, maka sepertinya Tuhan hanya ingin membatasi kesempatan dan impian ku di bidang ini…
Dan lalu aku tersenyum, setelah aku kembali mengingat hari itu. bahwa pada kenyataan nya, impian kecil itu terwujud !! tentu saja itu menjadi hal yang cukup mustahil. Mereka menerimaku bergabung menjadi seorang anggota. Tampaknya siang itu, aku melakukan nya dengan baik… meski aku memulainya dengan perasaan tidak karuan. Lalu aku mulai menggerakkan tubuh dengan pikiran kosong. Mulai menari di hadapan kerumunan orang-orang yang menjadi inspirasi ku. Aku tidak berpikir apapun tentang hasilnya. Aku hanya terus berusaha melakukan yang paling baik saat itu.
“Koreo itu…. kamu yang buat sendiri atau.... ??” tanya seorang yang paling senior di sana. Aku diam. Lalu mengangguk. “Ya. aku sendiri yang buat..” mereka tampak tersenyum. Dan sampai detik ini, aku masih tidak mengerti dengan senyuman itu. “Ohh ok…! pengumumannya akan di beritahukan besok ya, ketika open class Sammy Blank…” kata seorang yang lain.
Hip Hop Dance ! aku mulai mengenal tentang tarian semacam ini, sejak 3 tahun yang lalu. Sejak aku masuk di perguruan tinggi, di sebuah kota kecil yang menyibukkan. Hanya berawal dari seorang teman yang tidak sengaja menunjukkan sebuah gerakan tarian yang aku masih ingat banget, waktu itu ia menunjukkan basic “Wave” yaitu sebuah gerakan tangan yang beralur membentuk gelombang. Miripan gerakan ular yang meliuk-liuk. Dari situlah aku mulai merasakan ketertarikan untuk mempelajarinya. Hingga akhirnya, ia mengajakku bergabung di sebuah komunitas dance atau kelompok bakat minat (DC) di Fakultas kami.
“Hey… jadi, siapa aja si yang ketrima ?? kamu pasti ketrima kan ??” Tanya ku pada Joy, anak yang pertama kali mengenalkan ku pada tarian hip hop ini. Ada sebuah komunitas dance hip hop yang cukup terkenal di kota kami. Di mata kami, mereka itu motivasi dan inspirasi ! mereka banyak memberikan ilmu dan juga saran. Karna kemampuan dan pengalaman mereka, jauh lebih dari kami yang masih newbie ini. Beberapa dari anggotanya, adalah pelatih kami selama ini. Akhir-akhir ini mereka tengah mengadakan requitment untuk penambahan anggota baru. Membuka peluang untuk para dancer lain agar bisa bergabung dalam naungan (SM). 
“Tenang aja…kamu ketrima kok.. hehe”  katanya melalui via chat facebook.
“Ahh… jangan bercanda kaaahh….. L serius dong ! aku kan kemarin nggak bisa datang liat pengumuman. Dan sampai sekarang, aku belom tahu infonya. -_-. Mungkin aku emang nggak ketrima ya ?” kata ku dengan perasaan gelisah.
“Aku tuh ngasih tahu keles… ! kamu emang ketrima kok. Selamat ya… J” heh… apa ? aku masih belom percaya sama sekali dengan apa yang dia katakan.
“Serius ?? kok dari kemarin nggak ada info si. Tiap aku nanya ke anak-anak, jawabannya beda-beda. Kata nya nggak ada yang ketrima dari komunitas kita..” Tanya ku untuk memperjelas hal itu.
“Ahh sapa bilang… -_- itu anak-anak pada bohongin kamu ! kalian semua ketrima kok. Kalian keren… ! hehe”
“Ehh ??? kalian ??” apa maksudnya kalian ? bukan kah dia juga bagian dari komunitas kita yang ikut requitment anggota baru kemarin ?!
“Iy kalian…! J kalian berlima..” aku speechless. Berusaha menangkap maksud anak itu. Mungkinkah diaaa…. Ahh itu tidak mungkin. Dari DC, ada enam anak yang ikut daftar requitment itu. Sementara dia bilang 5 ?
“Kamu juga ketrima kan ?” tanya ku ragu namun demi untuk memastikan.
“Kalian semua ketrima kecuali aku. Sedih.. hiks.Hehe..” jawabnya. Ha ? aku sedikit shock. Kok bisa ? padahal cowok ini, jauh lebih lama belajar dance ketimbang kami. Dia sering memberikan saran-sarannya. Dan dia juga dekat dengan semua anggota (SM). Jadi aku sempat berpikir, siapapun yang dekat dengan para anggotanya, bisa dengan mudah ketrima. Tapi ini ? tampaknya pemikiran ku salah. Karna alasan itu lah, yang menjadikan ku ragu dan merasa imposibble untuk bisa lolos. Mengingat sosok kepribadian ku  yang kerap bikin orang salah paham ini, aku jadi meragukan kemampuan dance ku selama 2 tahun terakhir ini. Tetapi walau bagaiman pun, aku lega bisa menyampaikan itu, ketika wawancara perekrutan anggota baru saat itu. Mereka percaya dan mencoba mengerti seperti apa aku. Itulah awal kami menjadi keluarga.
“Emang bener ya ? si Joy nggak ketrima ?” aku mencoba bertanya dan memastikan kembali dengan temanku yang lain ketika pergi makan bersama di sebuah restaurant.
“Iyo.. !” dia mengangguk. “astaga kok bisa ?”, “Kasian ee.. dari kita berenam, cumin dia yang nggak ketrima. Yaa… mungkin aja, dia nggak lolos di sesi wawancara nya kali. Atau kalo nggak, ya pas bagian tunjukkin koreo…” jelas Jessi. Aku ngangguk dan mulai merasa sepemikiran dengannya. “Aku aja nggak sangka ee dengan aku sendiri. Padahal kemarin hampir nggak jadi ikut to... eh tau-tau ketrima. Tuhan e… seneng >< !” kata cewek asli borneo itu.
“Aku juga nggak nyangka si. Padahal kemarin aku geraknya ala kadarnya. Pikiran ku aja dah blank gitu lho. Sempet mis dikit. Dan aku takutnya aku nggak ketrima karna aku kan nggak deket sama mereka-mereka..” curhat ku.
“Hey… kayak nya mereka nggak perkarain masalah itu deh. Bukan karna deket atau nggak nya yang mereka cari. Tapi kemampuan dan kepribadian kita ini.” Iya sih.. bener juga. Tapi entah kenapa, aku masih aja heran dengan fakta ini. Ya mungkin aja, ini karna aku pernah bermimpi menginginkan bisa menari bersama mereka. Itu impian ku sejak aku mengenal dance. Tiap lihat mereka latihan, rasanya pasti akan sangat bangga bisa bergabung dan menari bersama mereka. Dan kali ini, sekali lagi impian kecil itu bisa terwujud. Tentu aja, aku bener-bener nggak nyangka lah. 
“Kamu ingat nggak, dulu sebelum pergi… mas Teon pernah bilang tentang kekurangan dan  kelebihan kita selama ini kan ?! juga style-style yang mulai muncul di diri kita. Kayak misalnya aku, Ladies Style. Kamu, Ladies Swagg, Ilo.. Groove, Rey.. Ladies jg. Bil, L.A.. sedangkan Joy, entah locking atau poppin.  Mas Teon sendiri bilang, selama ini dia nggak bisa ngajarin poppin kan ? mungkin itu yang bikin kita, bisa setahap naik dari Joy.” Aku mulai ingat dengan perkataan pelatih kita yang sekarang pergi ke luar kota untuk bekerja. Mas Teon ! dia adalah sanksi perkembangan kami. Dari mulai kita yang belum bisa apa-apa dan masih kaku banget, sampai olah tubuh kita yang……setidaknya enak di lihat. Dia selalu kasih kritik dan saran tentang perkembangan tarian kita selama ini. Kritik yang aku ingat sampai sekarang, aku lemah di power. L powerku kurang, sehingga tarian ku terlihat tidak tegas. Tetapi olah tubuh ku udah kelihatan enak. Aku berusaha memperbaiki diri lebih dan lebih untuk semua kekurangan ku.
“Kamu itu… enak, dah dapet, detail.. dah dapet. Tinggal power…! Kalo kamu bisa dapet semua nya, kamu bisa lebih jago dari Nirs, Vivi, sama Tely.” Itu yang pernah mas Teon bilang. Aku hanya tersenyum. Dengan harapan bisa seperti itu suatu saat nanti.  
Awalnya aku tidak pernah berpikir untuk bisa sampai ke tempat ini. Ke tempat yang setahap demi setahap memberi ku terus kesempatan dan pengalaman si dalamnya. Tanpa aku sadari, aku berjalan terus tanpa pernah berniat berhenti. Aku pun mulai merasakan bahwa kepribadian ku mulai berubah. Dari SD sampai SMA, aku hanya bisa menarikan tarian jawa yang memaksa ku untuk belajar lebih anggun. Tetapi sekarang, dalam tarian modern ini, aku merasa… bisa belajar memerankan banyak kepribadian di dalamnya. ^^
“Nahh.. gitu dong kalo nari, Ryn…! Yang on-beat. Kan keren lihatnya.” Puji Son, adek angkatan ku yang adalah anggota SM lama. “kenapa si emangnya ? perasaan aku nari nya biasa aja kok Son.”
“Beda Ryn ! kamu nggak pernah nari yang kayak gitu selama ini. Pokoknya aku kasih saran.. kamu kalo nari, harus kayak gitu !” hiks… aku bingung, dia itu ngomong ape. L on beat ?? masak sih ?
 “Itu lho si Ryn, kemarin koreo nya, dari cara berdirinya aja dah kelihatan banget. Itu tinggal di asah dikit, dah jadi. Gitu kata koh Rehan, Ryn.” Hm… nggak ngerti maksudnya. Cuman rasanya cukup banyak juga yang komen pujian tentang hasil tes koreo ku kemarin. Padahal aku nggak ngerasa tampil dengan baik saat itu. Aku bahkan tidak mampu membayangkan seperti apa ketika aku menari di depan para dancer senior.
“Kemarin aja, pas di depan mas Teon… kamu nari pake koreo sama, tapi dengan pembawaan yang jauh berbeda. Kan jelas banget itu ! kenapa kamu nggak kayak kemarin aja, waktu itu ?” langsung speechless. Iya juga si… aku inget, koreo yang mampu mengantarkan ku untuk bisa lolos adalah koreo tugas dari mas Teon. Suatu hari ketika latihan DC, mas Teon kasih tugas untuk belajar membuat koreo sendiri. Dan dia juga udah menentukan lagu yang sesuai dengan style kami masing-masing. Aku dapat lagu “Rihanna – Skin”. Pertama kali denger…. Wee mau tak bikin kayak gimana ini koreo ?? setelah melakukan beberapa revisi, akhirnya koreo itu fix dah siap aku publikasikan. -_-

Hhhh…. Seharusnya aku emang menunjukkan koreo itu, dengan pembawaan yg sebenernya di depan mas Teon ! aku mulai menyesal sejak ia pergi. Entah kapan lagi dia bakal balik. Bahkan aku masih agak kesel, dia pergi tanpa pamit ke anak-anak didiknya. Setelah mengadakan open class nya yang terakhir di kota ini, yang kebetulannya aku nggak bisa ikut… dia pergi meninggalkan keluarga besar nya di sini. Yaa… kita semua tahu, kita punya tujuan lain di luar menari. Aku pun sama. Aku datang ke kota ini, dengan tujuan menempuh pendidikanku. Menari, mungkin adalah tempat untuk mengisi waktu luang.  Dan hanya sekedar hobby. Hobby yang masih tergolong baru. Hobby yang berkelanjutan. Yang bagiku, akan membutuhkan waktu cukup lama untuk serius mendalaminya. Dan karena waktu… yaitu sesuatu yang akan membatasi untuk semua kesempatan itu. Rasa nya bakal tanggung banget, jika skill yang kami dapatkan, sudah ataupun masih berada di tingkat tengah. Aku masih ingin belajar dan belajar menari dengan baik. Aku merasa sangat bahagia ketika aku melakukannya. Sampai sekarang pun, aku masih belum mau menyerah. Tetapi di sisi lain, aku juga nggak ingin ini menjadi hambatan dalam kuliahku nanti. Aku masih memikirkan bagaimana cara ku membatasi diri dan memikirkan masa depanku. Masih dengan harapan, bahwa suatu hari, kemampuan tari ku ini… bisa menghasilkan uang dan membuahkan kesuksesan. :)